Jakarta – PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) melaporkan kinerja keuangan kuartal II-2025 yang penuh tekanan. Pendapatan perseroan merosot tajam hingga separuh lebih dibanding tahun sebelumnya.

Total pendapatan hanya mencapai Rp53,12 miliar, jauh turun dari Rp107,03 miliar pada kuartal II-2024. Penurunan ini berimbas langsung pada laba bruto perusahaan.

Direktur CLAY, Chairul Umaiya, dalam Public Expose Insidentil di Jakarta, Rabu (24/9/2025), menyebut laba bruto merosot menjadi Rp18,58 miliar dari Rp53,45 miliar.

Beban operasional semakin menekan. Rugi sebelum pajak penghasilan membengkak menjadi Rp12,25 miliar, jauh lebih tinggi dibanding Rp1,62 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.

Rugi komprehensif tahun berjalan pun tak terhindarkan. Perseroan mencatat kerugian Rp9,65 miliar, naik signifikan dari Rp1,24 miliar pada kuartal II-2024.

Dari sisi neraca, total liabilitas per 30 Juni 2025 naik tipis menjadi Rp529,14 miliar dari Rp526,56 miliar pada periode yang sama 2024.

Sebaliknya, total aset CLAY justru turun menjadi Rp532,35 miliar dari Rp539,55 miliar. Hal ini menunjukkan tekanan nyata terhadap struktur keuangan perusahaan.

Nany Adriani, Direktur Utama CLAY menambahkan, Perseroan mengandalkan dua unit bisnis utama. Pertama, The Stones Hotel di Legian, Bali dengan 380 kamar, lahan 22.850 m², dan bangunan seluas 54.317 m².

Hotel ini memiliki berbagai restoran populer seperti Stones Kitchen, Blue Saphire, The Long Rice Table, Salt, Big Fish Bar & Grill, hingga Infamy.

Fasilitasnya juga lengkap, mulai dari gym, spa, ruang pertemuan, ballroom, hingga layanan shuttle bandara. Hotel ini menjadi aset strategis perseroan di Bali.

Unit bisnis kedua, Clay Hotel Jakarta, berlokasi di Jalan Blora, Menteng. Hotel ini berdiri di lahan 359 m² dengan bangunan seluas 1.609 m².

Clay Hotel memiliki 81 kamar, restoran Keday Clay, serta fasilitas bisnis, layanan pijat, laundry, dan pusat bisnis yang menyasar segmen korporasi.

Meski kinerja tertekan, manajemen menegaskan optimisme. Strategi utama adalah mengoptimalkan performa hotel-hotel eksisting untuk meningkatkan okupansi dan efisiensi biaya.

Selain itu, perseroan menyiapkan proyek baru berupa pembangunan Rumah Sakit Royal Sukadana di Pontianak sebagai diversifikasi portofolio bisnis kesehatan.

“Dengan langkah ini, CLAY berharap mampu memperbaiki kinerja jangka panjang, menekan kerugian, serta membangun fondasi pertumbuhan yang lebih berkelanjutan ke depan,” pungkasnya.

By Setyono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *