Tangerang Selatan, – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan vital dalam perekonomian Indonesia, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto dan menciptakan lapangan pekerjaan. Namun, UMKM menghadapi berbagai tantangan yang menghambat peningkatan kinerjanya, seperti keterbatasan akses ke modal, teknologi, pelatihan, dan pasar. Dalam mengatasi tantangan ini, strategi peningkatan kinerja harus dikembangkan untuk memastikan kelangsungan dan pertumbuhan UMKM. UMKM yang gagal mengoptimalkan potensinya karena tidak memiliki strategi peningkatan kinerja yang efektif. Selain itu, persaingan di pasar lokal dan internasional semakin ketat, membuat perlu adanya usaha yang terukur untuk meningkatkan standar dan efisiensi operasional. Isu isu seperti rendahnya kapasitas SDM, kesulitan dalam pemasaran produk, dan pengelolaan usaha yang belum profesional sering menimbulkan hambatan untuk peningkatan.

Program Pembinaan UMKM oleh BSN

Pada pasal 53 ayat 2 UU No. 20 Tahun 2014 berbunyi “Terhadap Pelaku Usaha mikro dan kecil, diberikan pembinaan paling sedikit berupa fasilitas pembiayaan Sertifikasi dan pemeliharaan Sertifikasi”. Hal tersebut menjadi mandat bagi BSN untuk melaksanakan program pembinaan UMKM dalam menerapkan SNI. Dalam dokumen Rencana Strategis BSN 2020 – 2024, memiliki tujuan “Terwujudnya produk Indonesia terstandardisasi nasional dan berdaya saing global”. Tujuan tersebut diturunkan menjadi beberapa indikator tujuan atau kinerja utama BSN seperti tabel berikut :

Tabel. 1 Tujuan dan Indikator Tujuan BSN Tahun 2020-2024

Pembinaan UMKM yang dilakukan oleh BSN dan mitra dilakukan melalui tahapan seperti pada gambar 1.

Faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM

  1. Dukungan Manajemen

Merupakan sistem aturan yang diperuntukkan dalam melindungi dan memberi kebermanfaatan untuk masyarakat pada umumnya, atau untuk sebuah kelompok Masyarakat. Dukungan manajemen juga memainkan peranan penting dalam mendorong kegiataan kewirahusaan. Dimana dukungan ini mencakup beberapa kebijakan, program, dan inisiatif yang dirancang untuk memafisilitasi dan mendorong kemajuan kinerja UMKM.

  1. Tingkat Pengetahuan

Upaya manusia untuk memperoleh pengetahuan adalah sumber dari pengetahuan. Berpengetahuan adalah konsekuensi dari tahu, sadar, mengerti, dan pandai. Knowing adalah untuk mengetahui. Pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui melalui pengalaman manusia, dan akan berkembang sesuai dengan proses pengalaman tersebut.

  1. Keterlibatan Karyawan

Keterlibatan karyawan mengacu pada keadaan pola positif yang muncul seseorang menyelesaikan tugas yang diberikan dengan antusias, energi, dedikasi, dan penyerapan. Hal ini melibatkan kontribusi aktif untuk kemajuan organisasi atau perusahaan sambil menemukan kesenangan dan kepuasan dalam pekerjaannya. Keterlibatan kerja dipengaruhi oleh karakteristik induvidu dan sifat tugas. Hal ini dapat ditingkatkan dengan faktor sosial seperti kerja sama tim, partisipasi dalam pengambilan indicator, dan dukungan karyawan terhadap tujuan organisasi. Selain itu, keterlibatan kerja ditunjukkan melalui pencapaian dan kemajuan karyawan dalam pekerjaan mereka. Organisasi bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dan menunjukkan pencapaian dan kemajuan mereka dalam tugas-tugas mereka. Tingkat partisipasi dan keterlibatan karyawan dalam proses standarisasi akan mendorong kepatuhan dan komitmen mereka terhadap penerapan standar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja operasional dan produktivitas UMKM.

  1. Sumber daya Manusia

Manusia memainkan peran penting dalam organisasi, terutama dalam UMKM, yang beroperasi untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan sebuah UMKM sangat bergantung pada kualitas individu-individu yang terlibat di dalamnya. Sumber Daya Manusia mencakup semua individu dalam organisasi yang bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam setiap organisasi atau perusahaan. SDM memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan dan kesuksesan sebuah perusahaan. Secara umum, Sumber Daya Manusia (SDM) adalah individu-individu yang menjadi penggerak di dalam sebuah organisasi, baik itu perusahaan maupun institusi. Mereka berfungsi sebagai aset yang memerlukan pelatihan dan pengembangan untuk mencapai tujuan organisasi.

  1. Infrastruktur dan Teknologi

Infrastruktur Teknologi Informasi (TI) adalah kumpulan sumber daya teknologi yang secara kolektif membentuk fondasi untuk pengembangan aplikasi sistem informasi perusahaan yang rumit. Infrastruktur TI mencakup investasi dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan, termasuk konsultasi, pendidikan, dan pelatihan, yang tersebar di seluruh perusahaan atau entitas bisnis. Konsep lain dari infrastruktur teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai dua hubungan, meskipun komponennya berbeda, yaitu: infrastruktur teknotogi informasi teknis dan infrastruktur teknologi informasi manusia. Infrastruktur teknologi informasi teknis adalah kumpulan teknologi informasi berwujud yang digunakan bersama yang berfungsi sebagai fondasi untuk aplikasi bisnis.

  1. Proses Bisnis

Proses bisnis adalah urutan kegiatan atau tugas yang saling terkait yang dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu organisasi. Prosedur-prosedur ini memfasilitasi pengorganisasian aktivitas organisasi dan meningkatkan pemahaman tentang keterkaitan di antara mereka. Serangkaian operasi yang harus dipantau dan disusun secara sistematis untuk mencapai hasil tertentu bagi klien disebut sebagai proses bisnis. Proses bisnis yang efisien harus memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas perusahaan terkait operasinya. Sebuah proses bisnis harus memiliki: 1) Tujuan yang jelas, 2) Masukan Yang Diperlukan, 3) Hasil yang dihasilkan, 4) Penggunaan sumber daya, 5) Serangkaian tahapan kegiatan, 6) Kemampuan untuk mempengaruhi lebih dari satu unit, 7) Kapasitas untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.

Strategi Peningkatan Kinerja UMKM

Strategi umum yang dapat membantu UMKM meningkatkan kinerjanya adalah dengan memperkuat posisi pasar dan branding produk atau jasa yang mereka tawarkan. Dengan memahami posisi pasar mereka, UMKM dapat mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi pelanggan potensial, serta menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk lebih menarik bagi pasar tersebut. Selain itu, memperkuat branding produk atau jasa akan membantu UMKM membedakan diri dari pesaing dan membangun citra yang kuat di mata konsumen. Hal ini dapat dilakukan melalui strategi desain kreatif, kualitas produk yang konsisten, dan pelayanan pelanggan yang unggul. Dengan demikian, posisi pasar yang kuat dan branding yang solid dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan bagi UMKM.

Standar dapat berperan dalam kedua hal tersebut, baik untuk meningkatkan akses pasar produk UMKM maupun branding produk yang dihasilkan di pasar domestik atau lokal dan global. Dalam program pendampingan penerapan standar yang dilakukan oleh BSN, tujuan dasar penerapan standar adalah meningkatkan kualitas produk barang dan jasa atau pelayanan (services) kepada pelanggan serta meningkatkan efisiensi proses produksi di UMKM sehingga meningkatkan daya saing.

Hal yang sama juga diungkap publikasi UNIDO (United Nation Industrial Development Organization) tahun 2006 yang berjudul “ Role of Standards – a Guide for Small and Medium-sized Enterprises” dengan strategi 3C (Compete, Conform, Connect) sebagaimana ilustrasi gambar di bawah

  1. Compete (daya saing) dengan menghilangkan hambatan pada rantai pasok dari mulai bahan baku dan proses produksi serta meningkatkan produktivitas atau proses produksi yang efektif dan efisien.
  2. Conform (sesuai) dicapai melalui pemenuhan atau pemastian kualitas produk dengan persyaratan pasar dan teknis atau standar.
  3. Connect (terhubung) dengan meningkatkan intergrasi dan konektivitas dengan pasar.

Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu SEM dan AHP, dimana fungsi SEM adalah mengkonfirmasi faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM dan AHP untuk mengfarmulasi prioritas kinerja UMKM. Dari Hasil Penelitian yang telah dilakukan dapat diambil Kesimpulan sebagai berikut :

  1. Dukungan manajemen membenkan pengaruh yang tinggi kepada kinerja implementasi UMKM binaan BSN. Artinya dengan dukungan manajemen yang baik akan mampu memberikan kinerja yang signifikan dalam meningkatkan kinerja implementasi UMKM binaan BSN. Dukungan Manajemen yang baik dapat memberikan kinerja UMKM yang meningkat, hal tersebut menjadikan BSN agar terus mempertahankan dan meningkatkan dukungan manajemen, karena dukungan manajemen mempengaruhi kinerja UMKM.
  2. Tingkat pengetahuan yang dimiliki tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja Implementasi UMKM binaan BSN. Tingkat pengetahuan dibangun dari indikator untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi dan menunjukkan keunggulan bersaing sehingga mampu menciptakan kinerja organisasi yang baik.
  3. Keterlibatan karyawan tidak berpengaruh terhadap keberhasilan inkubasi bisnis UMKM BSN. Keterlibatan karyawan merujuk pada upaya yang diinvestasikan dalam pekerjaan, yang mencerminkan komitmen intelektual dan emosional terhadap organisasi, sehingga keterlibatan karyawan dapat membuat kinerja lebih baik. UMKM binaan BSN belum merasakan keterlibatan karyawan, karena tingkat partisipasi karyawan dalam penerapan proses standar, partisipasi karyawan dalam proses audit, inisiatif perbaikan yang diusulkan oleh karyawan rendah.
  4. Sumber daya UMKM dibangun untuk menunjukkan bahwa ada aspek lain yang perlu diperhatikan selain hanya meningkatkan kinerja. Sumber daya tersebut harus dioptimalkan melalui strategi yang efektif dan pendekatan holistik. Ketersediaan peralatan/ infrastruktur yang diperlukan tidak mampu membentuk kinerja UMKM binaan BSN. Dan indikator yang memiliki nilai terkecil, yaitu kualitas sumber daya manusia tidak mampu membentuk kinerja implementasi UMKM.
  5. Infrastruktur dan teknologi yang dimiliki memberikan pengaruh terhadap kinerja UMKM, Infrastruktur dan teknologi dapat meningkatkan kinerja.
  6. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Dukungan Manajemen, Infrastruktur dan Teknologi, Proses Bisnis memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM, sedangkan variabel tingkat pengetahuan, keterlibatan karyawan, sumber daya tidak pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM.

Kesimpulan

UMKM memiliki peran vital dalam perekonomian Indonesia, baik dalam kontribusi terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja, maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, UMKM seringkali menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan kinerjanya, seperti keterbatasan akses terhadap permodalan, teknologi, dan pasar. Badan Standardisasi Nasional memiliki peran penting dalam membina dan meningkatkan daya saing UMKM melalui penerapan standar dan sistem mutu. Penerapan standar yang tepat dapat membantu UMKM meningkatkan efisiensi, kualitas produk, dan akses pasar, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja UMKM. Peningkatan kinerja UMKM memerlukan formulasi strategi yang efektif, agar tujuan dapat tercapai dengan pasti serta terukur. Strategi yang efektif didapatkan dengan cara merumuskan bagian penting yang melekat didalamnnya, dinilai serta dievaluasi oleh banyak stakeholder.

By Setyono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *