Jakarta – Pada Kuartal-I 2024, PT Dana Brata Luhur Tbk (“TEBE” atau “Perseroan”) mencatatkan laba bersih sebesar Rp25 miliar, mengalami penurunan tajam sebesar 62,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp66,7 miliar.
“Perseroan juga mencatat penurunan pendapatan sebesar 63,9% menjadi Rp97,3 miliar dibandingkan dengan Rp168,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Direktur TEBE, Hendy Narindra Dewantoro, dalam Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (08/05/2024).
Menurut Dewantoro, penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh berkurangnya jumlah Tonase dan jumlah klien, yang dipengaruhi oleh penurunan harga batubara dan dampaknya terhadap pelabuhan perseroan. Di sisi lain, beban pendapatan Perseroan juga mengalami penurunan sebesar 23,29% menjadi Rp58,984 miliar dari Rp76,89 miliar.
Diketahui bahwa biaya pendapatan Perseroan terutama terdiri dari biaya tetap, sehingga perubahan pendapatan sangat berpengaruh pada marjin laba kotor. Secara keseluruhan, total aset Perseroan juga mengalami penurunan sebesar 14,02% menjadi Rp1.17 triliun pada akhir Maret 2024 dibandingkan dengan Rp1,36 triliun pada akhir Maret 2023.
Alhasil, laba bersih per saham Perseroan setara dengan Rp19,26 per lembar. “Meskipun Perseroan menghadapi penurunan yang signifikan, upaya untuk mengoptimalkan kinerja dan mengatasi tantangan pasar tetap menjadi fokus utama manajemen TEBE,” jelasnya.